![]() |
Foto: Thomas Ara |
Musim
kemarau panjang kembali melanda wilayan Flotim, khususnya Adonara Tengah.
Hingga pertengahan bulan Oktober, belum tampak tanda-tanda turun hujan di wilayah ini.
Dampaknya, beberapa areal pertanian mengalami kekeringan dan berdampak pada
nasib petani. Sejumlah lokasi mata air pun debitnya berkurang drastis. Ini
menyebabkan turunnya cadangan air seperti yang terjadi di jaringan irigasi
Waijole, Kecamatan Adonara Tengah. Sejumlah lahan sawah terancam tidak bisa
dimanfaatkan.
Hal
ini diungkapkan oleh Thomas Ara pada Jumad (19/10/2018). "Hari ini saya
menuju beberapa titik di wilayah kecamatan Adonara Barat dan Adonara Tengah. Di
wilayah ini terdapat sejumlah persawahan, di antaranya persawahan Waiwadan yang
digarap oleh petani Desa Homa, persawahan Wureh, dan persawahan Waijole. Khusus
untuk jaringan irigasi Waijole, kondisinya sangat parah. Debit air berkurang
dan banyak tanaman layu dan mati," demikian ungkap Thomas.
Keluhan
serupa diungkapkan oleh seorang petani Waijole, Nama Libur. "Bendungan
dekat kebun saya tidak berfungsi dengan baik saat ini. Pengaturan air pun tidak
begitu bagus," ungkap warga dusun Lamawato, desa Lewobele ini.
Diungkapkannya,
sudah beberapa tahun ini ia menggunakan air dari saluran air yang menuju
kebunnya untuk keperluan menanam sayur-sayuran. Namun karena musim kemarau
panjang, debit airnya berkurang, dan kebutuhan akan bercocok tanam tidak bisa
dipenuhi.
Melihat
langsung kondisi jaringan irigasi yang kembali diperluas pada 2015 lalu ini,
Thomas Ara sebagai pemerhati dari Lopo Seburi Institute mengaku sangat kecewa.
Menurutnya, kalau lingkungan dan pengaturan saluran air di kelola dengan baik,
para petani tidak akan mengeluh di musim kemarau.
"Pengaturan
saluran air harus dirancang dengan baik memperhitungkan ketersediaan debit air.
Kalau kondisinya saat ini, jaringan irigasi terkesan mubazir. Kasihan lahan
petani yang sudah digusur namun penggunaanya tidak tepat sasaran," kata
guru kampung di Adonara Tengah ini. (Teks: Thomas, Edit: Simpet).
![]() |
Foto: Thomas Ara |
![]() |
Foto: Thomas Ara |