Foto: Asy'ari Hidayah Hanafi
|
Jalur
jalan ini akan sangat ramai pada beberpa hari pasar yakni Senin, Selasa , Kamis
dan Jumat. Pengguna jalan dapat melihat dengan jelas onggokan tanah dan
batu-batu besar menutup badan jalan seperti yang tampak pada Rabu,
(05/12/2018). Ruas jalan ini di terakhir diaspal pada tahun 2012 lalu.
Jalan
dengan lebar 3 meter itu pun patah dan retak di beberapa bagian. Penyebab
terjadinya longsor lantaran tak ada talud penahan pada tebing atas dan bawah
jalan. Apalagi dengan keterbatasan drainase atau saluran pembuangan air.
Saat
ini, beberapa pohon tumbang menutup badan jalan. Warga langsung menyingkirkan
penghalang tersebut karena jalan ini menjadi satu-satunya tempat perlintasan.
Namun masih ada juga pohon-pohon besar yang siap tumbang karena berada pada
tebing dengan kondisi tanah yang sangat labil.
Dihimbau
kepada pengguna jalan agar berhati-hati karena ada sekitar 6 titik yang sangat
rawan longsor. Titik rawan longsor ini di antaranya, pada kilometer ke 4.8
sebelum Bao Meang, jarak dihitung dari arah Waiwerang. Di tempat ini rawan
pohon tumbang. Titik berikutnya adalah di kilometer 6.7 hingga 6.9 di wilayah Lia. Di titik ini rawan longsoran
tanah, batu dan pohon tumbang. Titik selanjutnya adalah kilometer 8.7 hingga
kilometer ke 9 setelah Horowura. Di tempat ini rawan longsor tanah dan batu
baik di sisi kiri maupun kanan badan jalan.
Menurut
pengamatan di lapangan jika dalam beberapa hari ini terjadi hujan lebat maka
ruas jalan ini bisa putus total. (Teks: Ari Hanafi, Edit: Simpet)
Foto: Asy'ari Hidayah Hanafi
|
Foto: Asy'ari Hidayah Hanafi
|
Foto: Asy'ari Hidayah Hanafi
|
Terima kasih telah mengedit dan membagi tulisan sederhana ini.
BalasHapusharus diedit lagi. tata bahasanya tidak teratur sama sekali.
BalasHapus@Jurnalis Olahraga Terimakasih atas sarannya, @Ary Tukan, trims juga telah menulis teks dan membagikan foto
BalasHapus